Ada
sebuah legenda asli amerika yang menyebutkan adanya 13 tengkorak
manusia yang terbuat dari kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi.
Menurut legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban
atas sejumlah misteri dunia dan kehidupan. Legenda itu juga mengatakan
bahwa suatu hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka
13 tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk
sekali lagi memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat
manusia.
Ketika pertama kali mendengar legenda diatas, kita membayangkan
sebuah film, Indiana Jones, The kingdom
of the crystal skull. Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa
film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena
sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang
terbuat dari kristal.
Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur
jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris,
Frederick Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang,
berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota
legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka
sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan
bebatuan yang tertutup rumput lebat dan semak-semak. Selebihnya adalah
sejarah. Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang
dalam bahasa Maya berarti kota
batu yang berjatuhan.


Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna Mitchell Hedges, bukanlah
satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak penemuan itu,
beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan – seperti yang diramalkan
oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada enam tengkorak lain yang
disimpan di museum-museum ternama dunia.

Dr Jane Walsh
adalah seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang
bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan saat
ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal. Dr
Walsh seperti sebagian besar arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak
kristal tersebut adalah sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan
bangsa kuno. Ia berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat
pada abad ke-19 untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun
Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya.

Apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard sangat
mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal tengkorak
tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri elektronik saat
ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang banyak
dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor modern dibuat
dari bahan ini.

Namun kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan
lain yang lebih mengejutkan. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila
tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan
tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal
yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang
dibutuhkan adalah 300 tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut
dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk
membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun jejak peralatan
baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan berkomentar
“Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.

Bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin adalah
sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli di
Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan
para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan kuno.
Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan
menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk
membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara
kita memandang dunia ini.

Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah berkata
bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di upacara keagamaan di seluruh
dunia. Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan
di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men,
sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat
manusia.