Tengkorak yang dianggap milik Hitler ternyata milik seorang perempuan !

Dalam banyak buku biografi yang ditulis mengenai Adolf Hitler, detik-detik kematiannya digambarkan dengan versi tradisional : Ia bunuh diri dengan Eva Braun. Hitler meminum pil sianida dan kemudian menembak kepalanya sendiri pada 30 April 1945 ketika pasukan Rusia mulai membombardir Berlin.


Sebelumnya, beberapa sejarawan telah menyatakan keraguan bahwa sang Fuhrer menembak dirinya sendiri. Mereka berpendapat bahwa kisah kematian Hitler telah dimake up sedemikian rupa untuk menggambarkan kisah bunuh dirinya dalam kesan yang lebih heroik.

Namun pecahan tengkorak dengan sebuah lubang peluru yang selama ini dianggap milik Hitler yang diambil dari sebuah bunker oleh pasukan Rusia dan dipamerkan di Moskow hingga tahun 2000 kelihatannya akan mengakhiri perdebatan ini untuk selamanya.


Para ilmuwan yang meneliti fragmen tengkorak tersebut menemukan bahwa tengkorak tersebut ternyata milik seorang wanita berusia antara 20-40 tahun yang identitasnya masih misterius. Analisis DNA terhadap tulang tersebut yang saat ini disimpan oleh Badan Arsip Rusia di Moskow telah dilakukan di laboratorium genetika Universitas Connecticut. Hasilnya telah disiarkan oleh History Channel. Hitler kemungkinan berhasil lolos. Ilmuwan dan sejarawan terkejut dengan perkembangan terbaru ini.

Arkeolog dan ahli tulang universitas Connecticut, Nick Bellantoni, mengatakan bahwa tulang tersebut terlalu tipis. Tulang milik pria cenderung lebih tebal dan padat. Lagipula tengkorak tersebut menunjukkan ciri-ciri seseorang yang berusia 40 tahun kebawah. Pada tahun 1945, hitler berusia 56 tahun.

Bellantoni telah terbang menuju Moskow untuk memeriksa pecahan-pecahan tengkorak tersebut termasuk bercak darah yang ditemukan di sofa didalam bunker dimana Hitler dan Eva Braun dipercaya bunuh diri. Bellantoni mengambil sampel DNA dari bercak darah tersebut.

Sampel itu kemudian dibawa kembali ke Universitas Connecticut dan segera diperiksa di laboratorium genetika terapan. Linda Strausbaugh menutup labnya selama tiga hari hanya untuk berkonsentrasi memeriksa sampel tersebut. "Kami menggunakan prosedur rutin yang biasa dilakukan di lab kriminal." Kata Linda. Linda berhasil mengekstrak DNA tersebut untuk dianalisa. Dan hasilnya, tengkorak tersebut bukan milik Hitler.

Menurut saksi-saksi yang menyaksikan evakuasi mayat Hitler, mayat Hitler dan Braun ditutup dengan selimut dan dibawa ke sebuah kebun diluar bunker Berlin oleh pasukan Sovyet. Lalu ditaruh di sebuah lubang, disiram minyak tanah dan dibakar. Namun menurut para penganut teori konspirasi, Hitler tidak mati di tempat itu.

Selama puluhan tahun, nasib mayat Hitler diselubungi oleh misteri. Tidak pernah ada foto atau film yang dipublikasi. Pada saat pasukan Sovyet berhasil menguasai Berlin Mei 1945, para spesialis Forensik Rusia dibawah komando unit intelijen menggali mayat yang dianggap Hitler, lalu melakukan eksaminasi post mortem secara tertutup. Menurut mereka, rahang bawah tengkorak tersebut sama dengan catatan gigi Hitler. Sebagian tengkorak hilang, namun dianggap wajar karena ia menembakkan pistol ke kepalanya. Otopsi itu juga mengungkap bahwa Hitler hanya memiliki satu testikel seperti dugaan banyak orang.

Namun Stalin tetap menaruh kecurigaan. Pada 1946, misi rahasia kedua dikirim ke Berlin. Dari lubang tempat mayat Hitler ditemukan, tim tersebut menemukan pecahan tengkorak yang hilang dengan lubang tembakan. Pasukan Sovyet juga mengambil potongan bercak darah di sofa bunker.

Namun hal ini masih tidak memuaskan Stalin. Ia tetap menuntut kerahasiaan dalam segala hal yang berhubungan dengan kematian Hitler. Mungkin banyak yang belum tahu, namun mayat Hitler sesungguhnya dikubur di Magdeburg, Jerman Timur hingga pada tahun 1970 ketika KGB menggali tulang belulang itu dan mengkremasinya serta menyebarkan abunya di sungai. Hanya pecahan tulang rahang dan bercak darah di sofa itulah yang disimpan oleh KGB.

Sekarang pecahan rahang itulah yang menimbulkan kontroversi. mungkinkah tengkorak itu milik Eva Braun yang meninggal pada usia 33 tahun ? Namun tidak pernah ada laporan bahwa Eva Braun menembak dirinya sendiri.

Setelah 64 tahun, misteri kematian Hitler masih diselubungi oleh misteri. Teori paling populer mengenai Hitler adalah ia berhasil kabur ke Argentina dan meninggal disana pada tahun 1960. Atau teori lain yang hangat diperbincangkan di Indonesia adalah Hitler berhasil kabur ke Indonesia dan meninggal pada tahun 1970 di Surabaya.

Kelihatannya belum ada yang bisa memastikan.

Penemuan Gua misterius dan Balok Kayu di Mars

Misteri penemuan artefak seperti kerangka hewan, tengkorak manusia dan patung di Mars masih belum terpecahkan. Sekarang para peneliti menemukan objek berbentuk gua dan kayu di planet Mars.
Gua Misterius
Mars_doorway_2Gambar yang diambil NASA ini menunjukkan adanya sebuah gua seperti pintu yang misterius pada dasar sebuah formasi bukit di Mars. Orang yang pertama mengidentifikasi pintu tersebut bukanlah ilmuwan NASA melainkan seorang pembaca web Cnews dari Rusia bernama Alexander Novgorodov. Ia melihat sebuah struktur seperti buatan manusia di kaki bukit. Gambar ini diambil oleh pesawat Reconnaissance Orbiter.
Para peneliti mengemukakan kemungkinan bahwa pintu tersebut adalah sebuah hasil dari erosi iklim. Namun tetap saja pintu itu menjadi perbincangan hangat mengingat bentuknya yang unik.
Bentuk bukit yang seperti air mata ini terletak di tengah-tengah wilayah beku planet Mars. Mars adalah rumah dari gunung terbesar di seluruh planet dan lembahnya adalah yang terdalam dari seluruh planet yang pernah ditemukan. Dan Mars juga satu-satunya planet yang paling mungkin dapat menampung kehidupan manusia. Beberapa tanaman terbukti dapat hidup pada tekanan CO2 rendah seperti atmosfer Mars.

Kayu ?
Foto dibawah ini diambil oleh Mars Rover, dan yang terekam di dalam foto tersebut membuat para ahli kebingungan. Apakah itu sepotong kayu ? Foto itu pertama kali dirilis pada tahun 2004.
Segera dunia internet menjadi ramai dengan perbincangan dan teori konspirasi. Sebuah situs bernama TheCrit.com bahkan mengatakan bahwa NASA pernah menyatakan bahwa Mars adalah sebuah dunia gurun yang memiliki hutan lebat. Dan itu tidak pernah dibuka kepada publik.

Para peneliti yang skeptis menyatakan bahwa gambar kayu tersebut kemungkinan didapat dari hasil pareidolia - sebuah stimulus acak yang dipersepsikan memiliki signifikasi bentuk. Seperti awan yang kadang terlihat memiliki bentuk tertentu.

HAARP - Benarkah Amerika telah berhasil menciptakan senjata pamungkasnya ?

Ada sebuah rumor yang beredar luas di kalangan tertentu, bahwa Amerika Serikat telah berhasil membuat sebuah senjata pamungkas yang akan membawa kemenangan kepada mereka dalam peperangan apapun dan membawanya menjadi penguasa dunia satu-satunya. Senjata yang saya maksud adalah sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi cuaca dan iklim sehingga mampu menciptakan bencana seperti badai, gempa bumi dan tsunami di tempat yang diinginkan.


Penciptaan senjata pamungkas ini telah diprediksi oleh banyak orang sebelumnya. Seorang ilmuwan kelas dunia bernama Dr. Rosalie Bartell telah mengkonfirmasi bahwa militer Amerika sedang mengerjakan sebuah sistem pengatur cuaca sebagai senjata potensial. Metodenya termasuk mengendalikan badai dan mengatur arah penguapan air di atmosfer bumi untuk menghasilkan banjir di tempat tertentu.

Bukan hanya Dr Bartell yang mengatakan hal ini, mantan penasehat keamanan gedung putih bernama Zbigniew Brzezinski juga meramalkan hal ini dalam bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam bukunya, Ia menulis :

"Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."

Marc Filterman, seorang mantan pejabat militer Perancis pernah mengatakan bahwa Amerika telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio untuk melepaskan kondisi cuaca tertentu seperti badai dan Topan.

Konon pada tahun 2002, Rusia pernah mengkonfrontir Amerika Serikat di hadapan PBB dengan menuduhnya telah menciptakan beberapa bencana di Rusia dengan eksperimen-eksperimennya.

Pertanyaannya adalah, apakah Amerika telah menemukan teknologinya ?

Di kalangan penganut teori konspirasi, beredar sebuah rumor bahwa Amerika telah berhasil menciptakan senjata dashyat tersebut dan mereka merahasiakannya dengan kedok ilmiah.

Senjata tersebut bernama HAARP. Satu fasilitas super rahasia yang dianggap sebagai perwujudan senjata pamungkas itu.


HAARP (High frequency Active Aural Research Program) adalah sebuah proyek bersama antara Angkatan udara AS, Angkatan Laut AS, Universitas Alaska dan DARPA (Defense Advances Research Projects Agency). Proyek ini dimulai pada tahun 1993 dan diproyeksikan untuk berlangsung selama 20 tahun.

Fasilitas proyek ini terletak di Alaska, tepatnya di wilayah Gakona. Tujuan resminya adalah untuk :"menyediakan sebuah fasilitas untuk mengadakan eksperimen mengenai fenomena ionosfer yang akan digunakan untuk menganalisa karakternya dan mengembangkan teknologi pemutakhirannya untuk tujuan komunikasi dan pengintaian."

Namun menurut sebagian orang, ada sesuatu yang lebih besar sedang dilakukan di tempat ini. Yaitu pengembangan senjata pemusnah massal. HAARP disebut mampu menciptakan banjir dengan memanipulasi penguapan air, mampu menciptakan badai dan bahkan gempa bumi. Dengan kemampuan ini, tentu saja itu berarti Amerika akan mampu menciptakan bencana kelaparan di wilayah yang diinginkannya.

Pihak-pihak yang menuntut jawaban mengenai HAARP tersebar di seluruh penjuru dunia. Mulai dari penduduk Alaska sendiri hingga para ilmuwan di Amerika dan Eropa. Mereka kuatir bahwa HAARP akan menciptakan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.

Salah satu eksperimen HAARP adalah menembakkan sinar elektromagnetik terkendali ke ionosfer bumi. Metode ini disebut dengan "pemanas ionosfer". Ionosfer adalah lapisan yang mengelilingi atmosfer bumi bagian atas dan jaraknya sekitar 40-60 mil diatas permukaan bumi.

David Yarrow, seorang peneliti dengan latar belakang bidang elektronik mengatakan bahwa interaksi ini akan menyebabkan ionosfer menjadi robek. Padahal ionosfer-lah yang melindungi kita dari radiasi matahari yang ganas.

Charles Yost peneliti lain dari North Carolina berkata,"Jika ionosfer terganggu, maka atmosfer dibawahnya pasti akan terganggu."

Bagi ilmuwan, kekuatiran utamanya adalah kerusakan terhadap ionosfer bumi. Namun bagi penganut teori konspirasi, kekuatiran utamanya adalah kehadiran senjata pemusnah massal.

Menurut militer, tidak ada tujuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Aplikasi HAARP hanyalah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertahanan Amerika seperti untuk menciptakan sistem komunikasi kapal selam yang lebih efisien, memantau dan menangkal serangan rudal yang datang tiba-tiba dan untuk memantau topografi wilayah luas untuk tujuan pertahanan.

Walaupun militer telah menyangkal, namun dokumen yang dirilis oleh militer jelas mengatakan bahwa HAARP didirikan memang untuk kepentingan departemen pertahanan.

Entahkah benar atau tidak, namun HAARP telah mencapai status yang mensejajarkannya dengan Area 51.

Baru-baru ini, ketika telegraph.co.uk mendaftar 30 teori konspirasi terbesar sepanjang masa, HAARP menduduki peringkat ke 27. Lumayanlah ! Walaupun hanya di urutan ke-27, tapi kelihatannya akhir-akhir ini HAARP menjadi lebih sering dibahas di dunia maya menyusul beberapa bencana yang terjadi seperti gempa dashyat di Cina pada Mei 2008 yang dicurigai diakibatkan oleh HAARP.

Jika anda ingin mencoba memata-matai fasilitas ini. Masuklah ke google earth, pada baris "fly to", isikan "HAARP". Maka anda akan langsung dibawa ke fasilitas ini. Mungkin anda akan menemukan sesuatu yang mengejutkan. Selamat mencoba.
 

Misteri makhluk hidup di dalam batu padat

Makhluk hidup di dalam batu padat hingga saat ini masih masuk ke dalam daftar anomali dunia yang banyak diteliti oleh para ilmuwan. Peristiwa ini menjungkirbalikkan logika biologi dan bahkan fisika. Namun bukti bahwa peristiwa ini benar-benar ada masih tersimpan rapi, yaitu sebongkah batu dengan mumi kodok didalamnya.
"Banyak sekali kisah otentik tentang penemuan kodok atau katak yang hidup di dalam batu keras." Ungkap seorang penulis dalam Scientific American pada tahun 1890.


20 tahun kemudian, seorang editor majalah Nature menulis,"Masalah yang dikatakan reporter itu tentang peristiwa semacam itu pasti tidak mungkin dan kalau kita percaya pada laporannya, berarti kita menganggap keseluruhan ilmu geologi, tidak termasuk biologi adalah sekumpulan hal yang aneh." Namun laporan-laporan mengenai makhluk hidup didalam batu padat terus mengalir.

Fenomena makhluk hidup di dalam batu padat sering ditemukan dalam jurnal ilmiah pada abad ke sembilan belas. Contoh terkuno mengenai peristiwa ini berasal dari abad ke-16. Ambroise Pare, kepala ahli bedah Henry III dari Perancis menulis "Ketika duduk di desa Meudon dan mengawasi orang yang kami suruh untuk memecahkan batu yang keras, ditengah batu itu kami temukan seekor kodok yang besar, sehat dan hidup. Pekerja itu mengatakan bahwa bukan pertama kali mereka menemukan kodok hidup di dalam batu."

Pada tahun 1865, Hartlepool Free Press melaporkan bahwa seorang pekerja yang sedang memecahkan sebuah bongkahan batu granit menemukan sebuah rongga didalam batu tersebut, dan didalamnya ditemukan seekor kodok yang hidup. Kodok itu akhirnya menjadi hewan peliharaan Mr. S Horner, presiden Natural History Society dan kodok itu terus hidup di luar batu. Pertama kali ditemukan, warna tubuh kodok itu mirip dengan warna batu tempatnya tinggal, namun ketika terlepas dari batu, warnanya mulai berubah menjadi normal.

Selama perang dunia II, seorang prajurit Inggris yang sedang bekerja membongkar batu-batuan untuk membuat jalan menemukan bahkan bukan hanya kodok, melainkan juga kadal besar di dalam batu-batuan.

Mumi kodok digambar dibawah ini ditemukan pada tahun 1899 oleh seorang pekerja di sebuah pertambangan batu di Inggris.


Teori yang diajukan mengenai bagaimana seekor kodok bisa masuk ke dalam batu keras adalah : seekor kecebong tanpa sengaja masuk ke dalam celah bebatuan. Ketika mereka bertumbuh, rongga batu menjadi semakin besar dan menyesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Mungkin mereka hidup dengan memakan serangga yang terjebak ke dalam batu dan minum dari rembesan air.

Teori ini masuk akal, namun pernah ditemukan seekor kodok didalam batu yang benar-benar padat tanpa rongga dan batu ini tertanam jauh didalam tanah. Kelihatannya alam masih menyisakan misteri bagi manusia.

Shunka Warak'in - Makhluk misterius suku Ioway

Di Amerika Serikat, ada seekor bangkai makhluk misterius yang diawetkan dan selama lebih dari 100 tahun tidak dapat diidentifikasi oleh satu ilmuwan-pun. Mungkinkah makhluk itu adalah Shunka Warak'in, makhluk legendaris yang dikenal di kalangan suku Indian Ioway ?

Makhluk misterius ini pertama kali disinggung dalam buku otobiografi Kriptozolog ternama bernama Dr Ross E Hutchins yang berjudul "Trails to Nature’s Mysteries: The Life of a Working Naturalist" yang diterbitkan tahun 1977. Di dalam buku itu terpampang sebuah foto hitam putih makhluk aneh itu yang diambil oleh kakek Dr Ross sendiri. Didalam buku itu, Dr Ross mengakui bahwa ia tidak dapat menentukan jenis makhluk itu dengan pasti.

Sebelumnya pada tahun 1886, Israel Ammon Hutchins, kakek Dr Ross Hutchins menemukan dan menembak mati seekor anjing aneh yang besar di peternakannya di lembah sungai Madison, sebelah utara Ennis, Montana.

Lalu Israel mengawetkan bangkainya dan kemudian mendonasikannya kepada seorang ahli taksidermis bernama Joseph Sherwood. Sherwood kemudian memasukkan bangkai yang sudah diawetkan ke kotak kaca dan memamerkannya di museum yang dimilikinya di dekat sungai Henry, Idaho. Sherwood menyebut spesimen itu dengan nama "Ringdocus'.

Kisah Ringdocus kemudian terlupakan hingga suatu hari seorang kriptozolog bernama Mark Hall menyinggung penampakan makhluk aneh serupa anjing yang terlihat di Nebraska, Iowa, Illinois dan Alberta. Mr Hall kemudian merujuk kepada foto yang diambil oleh Hutchins untuk mendeskripsikan makhluk itu.

Selain Mark Hall, Loren Coleman adalah kriptozolog lain yang meneliti makhluk ini. Pada tahun 1995, Coleman didatangi oleh seorang suku Indian Ioway bernama Lance Foster. Lance menceritakan kepada Coleman bahwa di kalangan suku Indian Ioway ada makhluk aneh yang menangis seperti manusia ketika dibunuh. Deskripsi Foster mirip dengan seekor Hyena dan spesimen yang dibunuh Hutchins persis seperti deskripsinya.

Shunka Warak'in dalam bahasa Indian Ioway berarti "membawa anjing". Nama ini diberikan karena penduduk suku Ioway sering memergoki Shunka Warak'in mengendap-ngendap di tenda dan kemudian membawa pergi anjing mereka.

Shunka Warak'in dideskripsikan sebagai makhluk berbulu gelap dengan kepala seperti anjing, memiliki bahu yang tinggi dan punggung yang menurun dengan kaki yang pendek dan berdiam di wilayah Montana, Illinois, Nebraska dan Iowa. Deskripsi ini menunjukkan bahwa makhluk ini mungkin merupakan campuran antara serigala dan Hyena.

Beberapa kriptozolog menduga bahwa Shunka Warak'in adalah hyaenodon, anjing purba yang sudah punah. Sedangkan Loren Coleman menduga bahwa makhluk ini adalah makhluk purba Borophagus yang masih bertahan hidup hingga zaman modern.

Yang menariknya adalah adanya kesamaan antara deskripsi Shunka Warak'in dengan El Chupacabra, anjing yang dipercaya suka membunuh ternak dan menghisap habis darahnya.

Seharusnya, spesimen yang terawetkan dengan luar biasa itu diserahkan kepada para ilmuwan untuk diteliti lebih lanjut, terutama untuk meneliti DNA-nya. Namun beberapa tahun yang lalu, spesimen itu sempat lenyap dari publik. Konon katanya dipindahkan ke sebuah wilayah di Yellowstone.

Setelah membaca kisah tentang makhluk ini pada Oktober 2007, Jack Kirby, cucu Israel Hutchins yang lain memutuskan untuk melacak keberadaan spesimen ini hingga akhirnya ditemukan di Museum of Natural History di Pocatello. Museum ini akhirnya setuju untuk meminjamkan spesimen ini kepada Kirby untuk dipamerkan di Madison Valley History Museum. Akhirnya para peneliti dapat melakukan penelitian lanjutan terhadap spesimen ini.


Penelitian lanjutan ini kemudian memberikan informasi tambahan yang belum pernah diketahui publik. Anjing ini berukuran 122 cm dari ujung moncongnya hingga bokongnya (tidak termasuk ekor). Jarak ujung kepalanya dari tanah adalah 70 cm. Makhluk ini memiliki moncong yang pendek dan bulu yang berwarna gelap.

Mungkin Shunka warak'in memang bukan sekedar makhluk legenda yang ada di dalam dongeng. Pada Desember 2005 hingga November 2006, para penduduk Montana melaporkan adanya serigala aneh yang membunuh ternak-ternak mereka. Saat itu diperkirakan sekitar 120 ternak dibunuh di Garfield County, Montana.

Beberapa kriptozolog menduga mungkin itu adalah perbuatan Shunka Warak'in.

Misteri peristiwa ledakan Tunguska terungkap !

Pada tahun 1908, sebuah ledakan misterius yang 1.000 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima menghantam sebuah hutan di wilayah Tunguska, Siberia, dan menghanguskan 80 juta batang pohon seluas 830 mil persegi. Ledakan ini disebut dengan peristiwa Tunguska. Beberapa teori dimunculkan mengenai penyebab pasti ledakan tersebut. Ada yang menyebut jatuhnya sebuah UFO, ada yang menyebut sebuah lubang hitam mini, yang lain menyebut antimatter dan yang lebih spektakuler menyatakan ledakan itu adalah hasil percobaan ahli fisika Nikola Tesla yang gagal.
Namun pada 24 Juni 2009 kemarin, American Geophysical Union menerbitkan sebuah publikasi pada jurnal Geophysical Research Letter yang menyatakan bahwa ledakan itu diakibatkan oleh sebuah komet.




Teori ini muncul setelah para peneliti menghubungkan antara fenomena pembuangan asap pada pesawat antariksa NASA dengan peristiwa tunguska. Setelah pesawat antariksa NASA melepas asap buangan, muncul sebuah awan aneh yang bercahaya terang pada malam hari sehari setelah peristiwa itu, awan itu sering disebut awan noctilucent. Awan yang sama juga terlihat sehari setelah peristiwa Tunguska. Awan noctilucent adalah awan yang terbentuk akibat partikel es dan hanya terbentuk di ketinggian langit yang tinggi serta di temperatur yang luar biasa dingin.

"Hal ini seperti mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang berserakan dari misteri pembunuhan berumur 100 tahun," Kata Michael Kelley, seorang profesor dari univeristas Cornell yang memimpin riset ini. "Bukti-bukti yang ada cukup jelas menunjukkan bahwa bumi ditabrak oleh sebuah komet pada tahun 1908."

Para peneliti merujuk kepada sejumlah besar uap air yang tersembur ke atmosfer oleh nukleus es dari komet dengan rupa tiang melingkar dengan membawa energi yang luar biasa. Proses ini disebut turbulensi dua dimensi. Hal inilah yang menyebabkan awan noctilucent terbentuk sehari sesudahnya.

Peristiwa pelepasan asap buang pada pesawat antariksa mengakibatkan sebuah efek yang menyerupai peristiwa jatuhnya sebuah komet. Sebuah pesawat antariksa melepaskan 300 metrik ton uap air ke atmosfer bumi, dan partikel air yang dilepas mengembara ke arah arktik dan antartika dimana mereka membentuk sebuah awan setelah berhenti di mesosfer.

Prof. Kelley dan rekan-rekannya menyaksikan awan tersebut terbentuk beberapa hari setelah pesawat antariksa Endeavour (STS-118) diluncurkan pada tanggal 8 Agustus 2007. Awan yang sama juga terlihat ketika pesawat yang sama diluncurkan pada tahun 1997 dan 2003.

Mengikuti ledakan 1908, yang dikenal sebagai peristiwa Tunguska, langit Eropa terang benderang selama beberapa hari hingga sejauh 3.000 mil. Prof Kelley yang menyelidiki laporan dari para saksi mata setelah ledakan itu segera menyimpulkan bahwa langit yang terang benderang itu pastilah awan noctilucent.

Sebelumnya, para ilmuwan mengusulkan teori bahwa ledakan itu diakibatkan oleh sebuah meteor. Namun penyelidikan yang seksama terhadap lokasi ledakan tidak menunjukkan adanya sebuah kawah atau batu meteor yang tersisa. Sebaliknya, sebuah komet umumnya hanya terdiri dari partikel es dan debu yang segera menguap ke udara ketika komet itu menghantam Bumi. Ini sebabnya kenapa para peneliti tidak bisa menemukan satupun bukti penyebab ledakan tersebut.

Memang teori bahwa ledakan Tunguska diakibatkan oleh sebuah komet telah lama dikemukakan. Namun baru kali ini mendapat peneguhan dengan bukti yang meyakinkan.

Crop circle muncul di Windmill Hill

Crop circle terbaru muncul di Windmill Hill, dekat Avebury Trusloe, Wiltshire, tanggal 6 Agustus 2009. Kali ini polanya menyerupai sebuah sistem tata surya, yang jelas bukan tata surya planet kita.



Cool kan ?

Misteri Easter Island dan Moai

Pada hari paskah tahun 1722, penjelajah Belanda mendarat di Easter Island atau pulau Paskah. Sebuah peradaban yang terisolasi oleh samudera Pasifik seluas 4.000 km akan segera bertemu dengan kebudayaan luar untuk pertama kalinya. Namun para penjelajah Belanda yang tiba di tempat itu menemukan sesuatu yang aneh, sebuah pulau yang dihiasi oleh ratusan patung-patung batu raksasa dan sebuah kebudayaan yang ternyata tidak se-primitif yang mereka kira. Dari mana asal para penduduk tersebut ? Mengapa dan bagaimana caranya mereka membuat patung-patung batu raksasa itu ? Ilmu pengetahuan modern masih berusaha menyusun kepingan-kepingan puzzle itu.


Sejarah
Pulau paskah saat ini terletak di teritori negara Chili, tepatnya di sebelah selatan samudera Pasifik. Perjumpaan pertama antara penduduk pulau paskah atau Rapa Nui, begitu penduduk lokal menyebutnya, dengan penjelajah Belanda adalah sebuah kejutan budaya yang luar biasa. Beberapa pelaut membunuh 10 penduduk asli hanya dalam tempo beberapa menit setelah mereka mendarat. Belum lagi bencana alam yang menyusul. Populasi pulau itu menyusut dari 12.000 orang hingga 111 orang hanya dalam beberapa abad. Hingga kini, para penduduk yang mendiami pulau paskah diketahui memiliki garis keturunan Chili - yang justru menimbulkan teka-teki baru. Tidak ada yang bisa dimintai keterangan mengenai asal mula penduduk pulau tersebut. Hanya ilmu pengetahuanlah satu-satunya harapan untuk membongkar misteri jatuh bangunnya peradaban misterius ini.




Darimanakah mereka datang ?
Ilmu pengetahuan bidang genetika telah berhasil menjawab pertanyaan pertama : Darimanakah para penduduk pulau itu berasal ? dari manakah mereka berlayar ? Pada tahun 1950-an, seorang penjelajah dunia ternama bernama Thor Heyerdahl menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk berlayar dari Amerika Selatan menuju pulau paskah melalui samudera luas. Thor kemudian berteori bahwa para penduduk asli pulau paskah adalah keturunan para penjelajah Amerika Selatan.

Namun teknologi memberikan kesimpulan yang lain. Penelitian terhadap DNA dari sebuah tengkorak yang digali dari pulau itu menunjukkan bahwa DNA itu mengandung sebuah "sidik jari" yang disebut "Motif Polynesia". Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk asli pulau paskah adalah orang polynesia. Para pelaut polynesia berlayar dari barat ke timur, sebuah perjalanan yang menandai permulaan petualangan kaum polynesia. Teori Thor Hayerdahl terbantahkan.

Penelitian lain terhadap artefak pulau paskah dengan menggunakan metode karbon menunjukkan bahwa para pelaut polynesia itu tiba di pulau paskah sekitar tahun 700 Masehi. Dan bukti-bukti menunjukkan bahwa 1.000 tahun kemudian, para polynesian masih hidup terisolasi di pulau berukuran 22 X 11 Km itu.

Para penduduk pulau paskah hidup dari menangkap ikan dan bercocok tanam. Pada awalnya diperkirakan penduduknya berjumlah 12.000 orang. Keberhasilan membangun kebudayaan di tempat itu dimanifestasikan dengan sebuah karya monumental, sebuah karya yang masih menjadi misteri hingga saat ini, yaitu patung moai.

Bagaimana mereka membuat patung itu ?
Moai telah menimbulkan rasa ingin tahu sejak penemuannya pertama kali pada tahun 1722. Tidak ada satupun patung itu yang berdiri ketika para ilmuwan tiba di tempat itu. Patung-patung yang berdiri saat ini adalah hasil perbaikan dan penyusunan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya sebuah lingkungan masyarakat jaman batu membuat, mengukir dan memindahkan patung-patung itu ke tempatnya ? dan untuk apa ?

Saat ini kita dapat menemukan 900 moai di seluruh pulau paskah dengan tahapan konstruksi yang berbeda-beda. Beberapa patung memiliki berat hingga 80 ton masing-masing, dua kali lipat dari sebongkah batu Stonehenge di Inggris. Dan luar biasanya, tempat berdirinya patung itu berjarak sekitar 16 km dari tempat asal batu itu diambil. Bagaimana mereka memindahkan batu seberat itu dan sejauh itu ? Pertanyaan ini belum terjawab hingga saat ini.


Lalu, untuk apa mereka membuat patung itu ? Para ilmuwan saat ini hanya bisa mempercayai legenda penduduk lokal mengenai tujuan pembuatan patung-patung itu. Seorang arkeolog bernama Sergio Rapu menemukan bahwa nama moai berarti "wajah hidup leluhur kami" dan ia juga menemukan bahwa pada awalnya patung-patung itu memiliki mata. Ia percaya bahwa para penduduk membangun patung itu sebagai pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercaya sebagai cara leluhur mereka melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.


Masa-masa penuh kekerasan
Namun perlindungan para nenek moyang hancur berantakan pada tahun 1600-an. Moai dirubuhkan. Legenda menceritakan tentang masa-masa sulit, teror dan kanibalisme. Bukti arkeologi yang menunjukkan hal ini diantaranya adalah tengkorak-tengkorak yang ditemukan terkubur di pulau itu. Sepertinya para penduduk saling membunuh. Kejadian ini terjadi pada saat yang bersamaan dengan berkurangnya populasi burung dan hewan yang biasa dimakan.

Sebuah ukiran kayu kuno menunjukkan adanya ukiran orang-orang kurus kering diatasnya, merujuk kepada peristiwa kelaparan. Peristiwa kelaparan ini mungkin telah membawa penduduk pulau paskah saling memakan temannya. Populasi penduduk pulau itu telah melebihi pertumbuhan sumber-sumber alamnya.

Bukti lain yang mendukung adalah sebuah studi yang dilakukan oleh John Flenley. Ia menemukan bukti bahwa pada suatu masa, pulau itu dipenuhi oleh pohon palem. Namun penjelajah Belanda yang tiba di pulau itu pada tahun 1722 mengatakan bahwa pulau itu hanya sedikit sekali memiliki pohon. Sekali lagi, peristiwa lenyapnya pohon-pohon ini dipercaya mendahului perang saudara diantara penduduk. Keterbatasan pohon menyebabkan mereka tidak bisa membuat kapal untuk menangkap ikan. Karena itu kelaparan melanda. Erosi tanah menghantam pulau beberapa kali dan tidak ada kapal untuk melarikan diri. Flenley percaya bahwa pulau paskah adalah contoh kehancuran ekologis yang sistematis.

Pemulihan sumber daya
Apabila terjadi kelaparan dan kehancuran masyarakat, mengapa penjelajah Belanda yang mendarat tahun 1722 mengatakan bahwa mereka menemukan penduduk yang sehat dan ladang gandum yang subur ? Jawabannya terletak pada sebuah tempat di pulau itu yang bernama Orongo, sebuah tebing yang terletak diantara sebuah gunung berapi dan pulau kecil di laut. Disana ditemukan ukiran kayu kuno yang menunjukkan adanya "birdman" atau "manusia burung".

Catatan sejarah menunjukkan adanya sebuah kontes antar suku di pulau itu. Masing-masing suku mengutus satu orang untuk saling berlomba berenang sekitar 1 mil ke arah laut dan kemudian memanjat sebuah tebing disitu untuk mengambil sebuah sarang burung. Suku mana yang menang, maka kepala sukunya akan menjadi pemimpin pulau selama satu tahun dan ia punya hak untuk mengalokasikan sumber makanan yang terbatas. Di dalam masa yang penuh kekerasan dan keterbelakangan, demokrasi ditegakkan hingga kemakmuran kembali menghampiri pulau itu. Ya, mereka berhasil mengatasi tantangan alam dengan "birdman", Namun pulau itu tidak siap menghadapi bencana terbesar mereka yang akan segera datang.


Kisah akhir
Kelaparan bukanlah bencana terbesar bagi penduduk pulau. Bencana terbesar bagi mereka adalah makhluk yang bernama manusia, yaitu para penjelajah Belanda yang tiba disitu pada tahun 1722. Adalah sebuah kebiasaan bagi para penjelajah beberapa abad yang lalu untuk mencari wilayah-wilayah baru di dunia. Dan bersama mereka, dibawa juga penyakit-penyakit baru yang segera menular ke para penduduk setempat. Dari sebuah tulang yang ditemukan terkubur di pulau itu, ditemukan sisa-sisa penyakit Sifilis.

Dan kehancuran populasi penduduk pulau tersebut difinalisasi oleh kedatangan para pedagang budak dari Peru pada tahun 1862. Mereka menahan dan membawa pergi 1.500 penduduk, sepertiga dari populasi pulau itu saat itu. Mereka dibawa ke Amerika Selatan, dan dalam tempo satu tahun, dari seluruh 1.500 orang, hanya tersisa 15 orang yang masih hidup. 15 orang itu kemudian dibawa kembali ke pulau paskah. Sial, dari antara 15 orang itu ada yang mengidap penyakit cacar sehingga penyakit itu mewabah ke penduduk pulau yang lain dan meninggalkan hanya 111 orang yang hidup di pulau itu pada tahun 1877.

Jadi, apa yang bisa kita dapatkan ketika kita melihat kehidupan kelam para penduduk pulau paskah ? Misteri pulau paskah telah banyak yang berhasil disingkapkan, namun ada sebuah pelajaran yang penting dari sejarah pulau ini. Dalam masa jatuh bangunnya kebudayaan yang diwarnai kekerasan, ada kemenangan yang didapatkan para penduduk. Mereka bertahan terhadap masa-masa sukar, dan hal itu tercermin dari filosofi "birdman', dan filosofi ini lebih berharga untuk dipelajari oleh umat manusia dibanding Moai dan pulau paskah itu sendiri.